Advertisement Section
Header AD Image

KABUPATEN BEKASI – MONITOR JABAR – Dalam senyap, puluhan atlet disabilitas Kabupaten Bekasi terus berlatih tanpa kepastian hak yang seharusnya mereka terima. Mereka adalah bagian dari National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Kabupaten Bekasi — para pejuang olahraga yang membawa nama daerah di ajang kompetisi nasional. Namun sejak tiga bulan terakhir, jerih payah mereka tak kunjung diganjar honor.

Pengakuan sejumlah atlet menyebut bahwa honor bulanan mereka — yang menjadi sumber utama penghidupan — tak kunjung dibayarkan. Lebih ironis, uang makan yang seharusnya diberikan untuk tujuh hari seminggu, hanya dibayar untuk enam hari tanpa penjelasan.

“Kami tetap latihan, tetap disiplin. Tapi hak kami tidak dibayar. Uang makan pun tidak penuh. Seolah-olah perjuangan kami dianggap enteng,” ujar seorang atlet yang meminta namanya dirahasiakan demi keamanan.

Dibungkam Saat Bertanya

Merasa haknya dirampas, para atlet sempat memberanikan diri mempertanyakan kejelasan honor melalui grup WhatsApp internal. Namun respons yang diterima justru mencengangkan: intimidasi.

Menurut kesaksian beberapa atlet, seseorang yang diduga bukan bagian dari pengurus resmi masuk ke grup dan melontarkan kalimat bernada ancaman. Sosok tersebut diduga memiliki kedekatan dengan Ketua NPCI Kabupaten Bekasi, Kardi Leo.

“Kami bukan buat gaduh, hanya bertanya. Tapi malah dibentak dan dipaksa diam. Itu jelas-jelas bentuk intimidasi,” kata atlet lainnya.

Intimidasi ini menimbulkan ketakutan di kalangan atlet. Banyak dari mereka yang akhirnya memilih bungkam dan pasrah — takut kehilangan tempat dalam skuad atau dikeluarkan dari pelatnas.

Kondisi Lapangan yang Mengiris Hati

Sebagian atlet yang terdampak berasal dari latar belakang ekonomi sulit. Ada yang harus menahan lapar demi terus berlatih, ada pula yang mulai mencari pekerjaan lain demi mencukupi kebutuhan keluarga.

“Honor itu bukan soal uang semata, tapi tentang pengakuan. Kami bukan pengemis, kami atlet yang membawa nama daerah,” ujar seorang atlet cabang atletik.

Para atlet merasa bahwa dedikasi mereka selama ini tidak diimbangi dengan tanggung jawab moral dan administrasi dari pihak NPCI Kabupaten Bekasi.

Ketua NPCI Bungkam, Publik Menanti Penjelasan

Upaya konfirmasi kepada Ketua NPCI Kabupaten Bekasi, Kardi Leo, sejauh ini belum membuahkan hasil. Pesan singkat dan panggilan telepon tidak direspons. Tidak ada rilis resmi, surat edaran, atau penjelasan apa pun yang diberikan kepada para atlet maupun media.

Situasi ini memicu kekhawatiran di berbagai kalangan, termasuk di internal pelatih dan keluarga atlet. Mereka menilai, jika tidak segera ditangani, kasus ini bisa menjadi cermin buruk tata kelola pembinaan atlet difabel di daerah.

Seruan Keadilan untuk Para Pejuang Olahraga

Kasus ini menyoroti lemahnya perlindungan terhadap atlet difabel yang seringkali menjadi pelengkap semata dalam narasi pembangunan olahraga nasional. Padahal, mereka adalah pahlawan yang mengharumkan nama daerah dan negara di medan yang tak mudah.

Publik dan pemangku kebijakan kini ditantang untuk tidak menutup mata. Jika benar terjadi kelalaian hingga tindakan intimidatif terhadap atlet, maka hal ini bukan lagi sekadar masalah administratif, tetapi bentuk pengabaian terhadap nilai keadilan dan kemanusiaan. (YN )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Pasar Tumpah Depan SGC Cikarang, GMBI : Solusi Masih Sekadar Rencana
Next post Kloter Ke-33 Dilepas, Pemkab Bekasi Berangkatkan Jamaah Haji Tahap Keempat Tahun 2025
Close